Senin, 10 November 2014


MAKALAH
TEHNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN “ KATARAK

OLEH :
sukma suci
07.12.073
AKPER PUTRA PERTIWI WATANSOPPENG
TAPEL 2013/2014



KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah, atas berkat rahmat dan ridho-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan dengan tepat walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh  Dosen Mata kuliah Tehnologi Informasi Keperawatan. Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi betapa pun kecilnya suatu karya apabila kita mampu mengkaji dan memanfaatkannya akan berguna juga bagi kita. Dan akan merupakan suatu kebanggaan bagi penulis bagi pembaca bersediah memberi  krtik dan saran dalam upaya perbaikan selanjutnya dalam rangka mencapai hasil yang seoptimal mungkin. Penulis makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, motivasi, saran/petunjuk dari berbagai pihak.
Dengan penuh kerendahan hati secara tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan makalah ini terutama kepada Bapak/Ibu Dosen sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya demi memberikan bimbingan, arahan, motivasi hingga selesainya makalah ini. Akhirnya, kepada Allah SWT penulis berharap semoga bantuan yang diberikan kepada penulis bernilai ibadah disisinya.Amin…..
                                                                        Watansoppeng, 20 Oktober  2014

                                                                         Penulis  





                     
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
             A.LATAR BELAKANG........................................................................ 4
.                        B. TUJUAN........................................................................................... 5
.                       C. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 6
TINJAUAN MASALAH
1.         Definisi katarak.......................................................................... 7
2.         Klasifikasi katarak...................................................................... 7
3.         Etiologi katarak.......................................................................... 10
4.         Patofisiologi............................................................................... 11
5.         Manifestasi Klinis Katarak......................................................... 12
6.         Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 14
7.         Penatalaksanaan Katarak........................................................... 15
PENUTUP
          A.     KESIMPULAN................................................................................. 16
           B.     SARAN............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17




PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG

Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan secara progresif  ( Istiqomah, Indriyana N. 2004 ).
 Kata katarak berasal dari bahasa Latin,cataracta, atau dalam bahasa Yunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti air. Istilah ini dipakai orang Arab sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-olah terhalang oleh air terjun .( American Academy Ophtalmology, Lensand Cataract. Basic and clinical Science yCourse, Section, 2006) Katarak dapat menimbulkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, penglihatan bagian sentral hilang sampai menjadi buta setelah 10-20 tahun dari mulai terjadinya kekeruhan lensa ( Price, Sylvia Anderson. 2005).
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan didunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Angaka kebutaan di Indonesia tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (DepkesRI, 2003). Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukan bahwa angka kebutaan sebesar 1,5%. Penyebab kebutaan adalah katarak sebesar 0,78%, glaucom 0,2%,  kelainan refraksi sebesar 0,14%, dan penyakit lain yang berhubungan lanjut usia sebesar 0,38%. Jumlah buta katarak diIndonesia, terdapat 16%buta katarak  pada usia produktif (40 sampai 54 tahun),  pada hal sebagai penyakit degenerative buta katarak umumnya terjadi pada usia lanjut ( Ilyas, Sidarta. 2004 ).
Menurut data survei Kesehatan Rumah Tangga – survei kesehatan Nasional ( SKRT SUSENAS ) tahun 2001, prevalensi katarak di Indonesia sebesar 4,99%. Prevalensi katarak jawa Bali sebesar 5,48% lebih tinggi.

B.                 TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana faktor  bisa mempengaruhi terjadinya penyakit katarak terutama di Indonesia.
2.      Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui bagaimana Individu dan keluarga mengetahui bagaimana penyakit katarak itu
b.      Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi,gejala serta penyebab sehingga terjadi penyakit katarak
c.       Untuk mengetahui bagaiamana individu bisa mengetahui rentang usia seseorang cenderung terkena peyakit katarak
d.      Untuk mengetahui bagaimana tata cara penatalaksanaan penyakit katar

C.                RUMUSAN MASALAH

Apakah yang menjadi faktor sehingga katarak itu merupakan salah satu pengaruh terbesar terjadinya kebutaan pada seseorang terutama di Indonesia?


 
TINJAUAN PUSTAKA
A.               DEFINISI KATARAK
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa,lensa menjadi keruh,atau berwarna putih abu-abu dan ketajaman penglihatan berkurang.
Katarak adalah kekeruhan lensa  mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksi pada retina yang merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap ( Smeltzer, C Suzanne. 2001 ).
B.                 KLASIFIKASI KATARAK
1.      Katarak konginetal
Katarak konginetal merupakan kekeruhan lensa yang di dapatkan sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intraterin.Katarak konginetal terbagi atas :
a.       Katarak remetar dan zonular
       Bila pada permulaan perkembangan serat lensa normal dan kemudian menjadi gangguan perkembangan serat lensa
b.      Katarak polaris posterior
       Katarak ini terjadi karena akibat arteri siloid yang menetap pada saat tidak di butuhkan lagi oleh lensa untuk metabolismenya.
c.       Katarak Polaris anterior
       Katarak ini akibat gannguan perkembangan lensa pada saat mulai terbentuknya plakoda lensa.
d.      Katarak sentral
       Katarak ini merupakan katarak halus yang terlihat pada bagian nucleus embrional.
2.      Katarak senile
Katarak senil  adalah katarak yang semua kekeruhan lensa yg terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 30 tahun,katarak senile terbagi atas :
a.       Katarak insipiens
Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa kekeruhan,akan mengeluh gangguan pengelihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya
b.      Katarak ematur
Dimana pada stadium ini lensa yang degenerative mulai terserap cairan mata kedalam lensa sehingga lensa menjadi cembung.
c.       Katarak matur,
Dimana merupakan proses degenerasi lanjut lensa dimana terjadi kekeruhan seluruh lensa.
3.      Katarak traumatic
       Adalah katarak yang terjadi akibat trauma lensa mata,serta robekan pada kapsul sebagai akibat taraum dari benda tajam.
4.      Katarak  juvenile
Adalah katarak yang terlihat setelah usia 1 tahun,dapat terjadi karena :
a.       Lanjutan katarak konginetal yang semakin nyata.
b.      Penyulit penyakit lain,katarak komplikata yang dapat menjadi akibat:penyakit local pada mata seperti glaucoma dan penyakit sistemik seperti diabetes.
5.      Katarak komplikata
Katarak yang terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa,factor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa.
6.      Katarak diabetika
Katarak yang disebabkan oleh penyakit diabetes ( Sidarta  Ilyas, dkk. 2003).   


C.                ETIOLOGI
1.      Degeneratif
Biasanya di jumpai pada katarak senile di karenakan proses degenerasi atau kemungkinan serat lensa karena proses penuaan dan kemungkinan besar menurunnya penglihatan.
2.      Trauma
Contohnya terjadi pada katarak traumatic,seperti trauma tembus pada mata yang di sebabbkan oleh benda tajam atau tumpul,radiasi(terpapar oleh sinar-X atau benda-benda radioaktif).
3.      Penyakit sistemik diabetes mellitus
Contohnya terjadi pada katarak diabetika di karenakan gangguan metabolisme tubuh secara umum dan di retina sehinnga mengakibatkan kelainan retina dan pembuluh-pembuluh darahnya.
4.      Efek congenital
Salah satu kelainan herediter sebagai akibat infeksi virus prenatal dan katarak developmentasi terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan sebagai akibat dari defek konginetal. Kedua bentuk ini mungkin di sebabkan oleh factor heredriter,toksis,nutrisional,dan proses peradangan   (  http://aqibpoenya.wordpress.com/askep-katarak/ ).




D.                PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior yang jernih (bening),transparan terbentuk seperti kantung baju,mempunyai kekuatan refraksi yang besar,Lensa mengandung 3 kompenen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus,di perifer ada korteks dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia Nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opositas tedapat densitas seperti di anterior dan anterior nucleus. Opositas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti Kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi perubahan pada serabut halus multiple (Zanula) yang memanjang dari badab silier ke daerah luar lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi,sehingga mengakibatkan menghambat pandangan dan jalannya cahaya ke retina.Salah stu teori menyebutkan terputusnya protein lensa terjadi di sertai influx air ke dalam lensa,teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam lensa dari degenarasi,jumlah enzim akan menurun dan tidak ada pada pasien yang menderita katarak (http://askep-kesehatan-stikes-panrita-husada.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-klien-katarak.html ).


E.                 MANIFESTASI KLINIS
1.      Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
a.       Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta  gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
b.      Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
2.      Gejala objektif biasanya meliputi:
a.       Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.
b.      Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
c.       Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
3.      Gejala umum gangguan katarak meliputi: 
a.       Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
b.      Gangguan penglihatan bisa berupa :
a)      Peka terhadap sinar atau cahaya.
b)      Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c)      Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d)     Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
e)      Kesulitan melihat pada malam hari
f)       Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
g)      Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
4.      Gejala lainya adalah :
a.       Sering berganti kaca mata
b.      Penglihatan sering pada salah satu mata.
Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glukoma) yang bisa menimbulkan rasa nyeri (http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35543KepSensoridanPersepsi AskepKatarak.html )

F.                 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa, akueus atau vitreus humor, kesalahan refraksi,  atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
2.      Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
3.      Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO) (NORMAL 12-25 mm Hg).
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup glaukoma.
4.      Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya meningkat ringan.
5.      Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atropi lepeng optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu memastikan diagnosa katarak.
6.      Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukan anemia sistemik/ infeksi.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan arterosklerosis, PAK.
7.      Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes.



G.                PENATALAKSANAAN KATARAK
Tidak ada terapi obat untuk katarak dan tak dapat di ambil dengan pembasaran laser, namun masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru TE dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula.
Pembedahan di indikasikan bagi mereka yang memiliki penglihatan akut. Pembedahan katarak adalah pembedahan yang sering dilakukan pada orang yang berusia lebih dari 65 thn. Ada 2 macam teknik pembedahan tersedia untuk peningkatan katarak : ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler.
Teknik ekstraksi intrakapsuler adalah teknik yang tidak akan menimbulkan katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada katarak senile yang matur dan zanula zhin telah rapuh, namun tidak bisa dilakukan pada pasieb yang berusia kurang dari 40 tahun, sedangkan teknik ekstraksi ekstrakapsuler adalah teknik yang paling umum digunakan dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemerahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nucleus lensa dapat dilakukan melalui robekan tersebut namun dengan teknik ini dapat timbul penyakit katarak sekunder ( Dongoes, Marilynn E. 2000 ).



PENUTUP
A.                KESIMPULAN
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa,lensa menjadi keruh,atau berwarna putih abu-abu dan ketjaman penglihatan berkurang.
Tidak ada terapi obat untuk katarak dan tak dapat di ambil dengan pembasaran laser, namun masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru TE dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula.
Pembedahan di indikasikan bagi mereka yang memiliki penglihatan akut. Pembedahan katarak adalah pembedahan yang sering dilakukan pada orang yang berusia lebih dari 65 thn. Ada 2 macam teknik pembedahan tersedia untuk peningkatan katarak : ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler.

B.                 SARAN
Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar penulisan makalah selanjutnya lebih sempurna lagi, karena sebuah karya akan lebih sempurna jika ada yang melengkapi satu sama lain. Sebagai generasi muda penerus bangsa mereka mampu menghasilkan karya-karya yang bersifat ilmiah, dan mampu menuangkan ide-ide dan gagasan yang bersifat membangun.





DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan  Keperawatan. Edisi 3. ( I Made  
        Kariasa, dkk, penerjemah). Jakarta : EGC.

Istiqomah, Indriyana N. 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.
Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Perawatan Mata. Jakarta :  CV. Sagung Seto.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Phathophysiologi Clinical Contect Of Disease Processe. Edisi 2.  (Peter Anugrah, penerjemah). Jakarta : EGC.

Smeltzer, C Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. ( H. Kuacara, dkk, penerjemah ). Jakarta : EGC.

Sidarta  Ilyas, dkk. 2003. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Gaya Baru.


1 komentar: